Civil Society Organization

BERSAMA ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL

Blog Organisasi Masyarakat Sipil ini merupakan media interaksi akar rumput sekaligus sebagai arena konsolidasi gagasan. Gerakan rakyat sipil mempunyai peran strategis dalam melakukan kontrol terhadap kekuasaan.

Kehendak rakyat sebagai warga negara harus dijalankan oleh penguasa atau pemerintah yang sudah dipilih. Oleh karena itu, tidak jika rakyat menuntut pemenuhan hak-hak dasar yang selama ini diabaikan oleh negara dan pemerintah.

Hak atas sumber-sumber penghidupan, hak atas tanah dan air, hak atas kesehatan, dan hak atas pendidikan yang murah tidak secara otomatis diberikan oleh penguasa, maka rakyat sendiri yang harus berjuang untuk mendapatkannya.

Cari Blog Ini

Gerakan rakyat sipil menjadi strategis manakala seluruh rakyat mempunyai tingkat pengetahuan dan ketrampilan menganalisis realitas yang mereka hadapi. Melalui blog ini seluruh elemen gerakan rakyat sipil dapat mengekspresikan suaranya.

Kamis, 06 Mei 2010

CERITA LUCU

Tiga bulan terakhir ini di republik Indonesia secara serentak dilaksanakan Ujian Nasional atau disingkat UN. Banyak cerita yang berkembang seputar persiapan UN hingga dampak dari ketidaklulusan siswa, hampir di seluruh jagad Indonesia. Dan tanpa kita sadari bahwa ada sebagian siswa sekolah yang masih menuntut ilmu, entah ilmu menjawab soal atau ilmu pengetahuan. Cerita-cerita tentang mereka lalu kita lupakan begitu saja, padahal banyak sekali cerita menarik dari mereka, seperti cerita teman saya yang mempunyai anak kelas dua SMA. Teman saya tadi menceritakan beberapa kejadian yang dia alami ketika berhadapan dengan anaknya yang cerdas tetapi nakal. Ya, senakal bapaknya dulu. Begini beberapa ceritanya, "Pah..papah, Judy sudah dibagi rapot..," kata Judy. Judy adalah anak teman saya, Bento. Judy lahir ketika Bento ditangkap karena berjudi. "Udah dibagi rapot? Coba papah liat..," sahut Bento penasaran karena Judy kelihatannya mulai jujur. "Tuh di meja pah ambil saja." "Coba papah liat...Aduh kamu ini, jadi anak kok bodo banget, masa nilai di rapot kamu merah semua. Kalau begini papah percuma sekolahin kamu !" katanya dengan penuh marah. "Pah, Papah sebentar dulu... Masa sih pah, nilai Judy kan bagus semua gak ada yang merah..!" sahutnya sambil sedikit gugup. "Terus ini nilai berapa ? Ini kan nilaimu lima semua !" "Coba Mana Liat!! Wah, kok banyak angka limanya ya, padahal tadi di sekolah gak ada limanya sumpah deh, Pah..!" "Ah, kamu ini alasan !" "Eh, sebentar. Kok ini rapot laporan tahun 1986, tahun sekarang kan tahun 2010... Coba lihat dulu sampul depannya ini rapot siapa. Yeee.. ini kan raport Papah waktu sekolah dulu..." "Judy...itu kan cuma sample raport saja..?" Kata Bento sambil menahan malu. Bento rupanya memang tipe ayah yang suka mencari-cari kelemahan anaknya, Judy. Ia menegur anaknya, "Judy, kenapa kamu tidak bisa seperti Robi yang nilai ulangannya 10 semua ?" "Jangan salahkan aku dong Pah, Robi kan mempunyai Papah yang pintar." Jawab Judy santai. Untuk menghilangkan stress akibat ke-malu-an yang baru saja terjadi, Bento mengingat masa mudanya ketika usai wisuda sarjananya. Ya, momentum yang pas buat mencari calon isteri. Makanya, waktu itu, ia menghadap bapaknya untuk mengutarakan keinginannya untu kawin. Memang bapaknya terkenal orang yang kasar dan waktu mudanya doyan kawin. Ia takut bapaknya tidak setuju. "Pak, ehm... Bapak, saya mau segera kawin !" "Iya, dengan siapa?" "Dengan cewek dari Bali." "Apa? Apa kamu tidak tahu Bapakmu ini 7 tahun di Bali. Jangan-jangan nanti kau malah kawin dengan saudaramu sendiri! Itukan dosa tahu ! Cari yang lain saja !" Tiga bulan kemudian... "Pak, kali ini tidak dari Bali tapi dari Kalimantan. Gimana Pak, boleh?" "Wah mati aku, Bapak malah 10 tahun disana. Jangan-jangan... ah nggak usah!" "Yaaa... Ah tapi nggak apa-apa. Saya punya kenalan dari Jakarta. Setuju nggak?" "We malah tambah edan! Perlu kamu tahu, bapak ini malah 13 tahun di Jakarta terus akhirnya ketemu ibumu. Besar kemungkinannya nanti kau kawin dengan saudaramu sendiri !" Ia kesal minta ampun. Dengan putus asa ia berkata kepada ibunya. "Bu, saya nggak habis pikir kenapa bapak menghalangi saya kawin dengan cewek Bali, Kalimantan, atau Jakarta. Khawatirnya dapat saudara sendiri." Lalu ibunya berkata lembut ; "Sudahlah, Bento. Kalau menurut ibu, terserah kamu mau kawin dengan cewek dari mana saja. Dari Bali, Kalimantan atau Jakarta. Nggak usah khawatir nantinya dapat saudaramu sendiri. Wong kamu ini juga belum tentu anak bapakmu!" "Lho, Ibu...?" "Iya, ibu kan gampang bergaul juga." kata ibu Bento dengan entengnya. Cerita ini hanya rekaan saja. Jika ada kesamaan nama, itu hanya secara kebetulan juga. Mungkin banyak yang tidak masuk akal juga.

TINGKAT KELULUSAN MENURUN

Kamis, 6 Mei 2010 18:08 WIB Mendiknas Mohammad Nuh Jakarta, (tvOne) Tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) SMP/MTs/SMPT 2010 turun 4,78 persen dibanding tahun 2009 presentasinya mencapai 95,05 persen, sementara tahun ini turun menjadi 90,27 persen atau ada sekitar 350.798 siswa yang dinyatakan harus mengulang UN pada 17-20 Mei mendatang. "Penurunan hasil kelulusan UN SMP yang cukup signifikan tahun ini karena beberapa faktor, di antaranya pengawasan yang lebih ketat dan tingginya tingkat kejujuran di masing-masing daerah," kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh dalam jumpa pers hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMP/SMP Terbuka dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) SMP/SMPT/MTs di Jakarta, Kamis (6/5). Lebih lanjut Nuh mengatakan, bila dilihat dari jumlah sekolah yang tahun ini dinyatakan memiliki hasil kelulusan nol persen terdapat 561 sekolah di seluruh Indonesia dengan jumlah siswa mengulang sebanyak 9.283 siswa (0,26 persen) dari total peserta 3.605.163 siswa. "Sekolah yang terbanyak angka ketidaklulusannya, antara lain di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 39,87 persen dan Propinsi Gorontalo sebesar 38,80 persen sedangkan angka ketidaklulusan terendah di Propinsi Bali yakni 1,4 persen," kata Mendiknas. Namun, ia meminta agar pihak sekolah, guru, orang tua dan Siswa tidak terlalu panik menghadapi ketidaklulusan di UN utama, karena masih ada ada UN ulangan. "Kita masih tunggu hasil yang sesunguhnya paling lama sebulan setelah UN ulangan selesai. Pada 20 Juni baru ada hasil yang pasti. Kalau kita semua tenang, hasilnya saya yakin lebih baik karena siswa yang mengulang bisa lulus," katanya Dari 350.798 siswa yang harus mengulang ada 12,19 persen yang harus mengulang 4 mata pelajaran yang diujikan. Adapun mata pelajaran yang diujikan yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA. Sementara 21,19 persen yang mengulang satu mata pelajaran. Di sisi sekolah, mendiknas menyebutkan, ada 516 sekolah yang memiliki tingkat kelulusan nol persen atau seluruh siswanya tidak lulus UN utama. Sementara yang lulus 100 persen atau semua siswanya lulus ada 17.852 sekolah atau 41 persen dari 43.666 SMP yang ikut UN utama. Mendiknas mengatakan, dominasi ketidaklulusan masih dipegang beberapa provinsi seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 39,87 persen, Gorontalo 38,80 persen, Babel 34,69 persen, Kalimantan Timur 29,44 persen, DKI 28,97 persen, Kalimantan Barat 27,49 persen, Bengkulu 24,03 persen, DIY 21,98 persen, Sulawesi Tenggara 20,30 persen, Kepulauan Riau 18,79 persen, Kalimantan Tengah 17,22 persen dan Maluku Utara 15,16 persen. Sementara yang paling rendah tingkat ketidaklulusannya adalah Bali 1,40 persen, Sumatera Selatan 1,49 persen, Jawa Barat 2,41 persen , Sulut 2,62, Sumatera Utara 2,83 dan Banten 3,57 persen. Terkait tindakan yang akan dilakukan terhadap sekolah-sekolah yang memiliki angka kelulusan rendah, Mohammad Nuh mengatakan, pemerintah akan melakukan intervensi kebijakan terhadap sekolah yang angka kelulusannya nol persen ini. "Kami akan meneliti kekurangan dari masing-masing sekolah. Intervensi diberikan sesuai kebutuhan. Kami belum tahu apa kekurangan masing-masing sekolah, apakah kesulitan mendapat guru bermutu, buku atau fasilitas pendidikan lainnya. Setelah jelas, baru kita lakukan intervensi kebijakan sesuai dengan kebutuhan," ujarnya. (Ant)

tvOne: Mendiknas: Tingkat Kelulusan UN SMP 90,27 Persen - Nasional

tvOne: Mendiknas: Tingkat Kelulusan UN SMP 90,27 Persen - Nasional

kelompok tani

kelompok tani
rapat umum

Partisipan

Mengenai Saya

Foto saya
Lahir di Jogjakarta, Pendidikan dasar dan menengah pertama di sekolah negeri, pendidikan menengah di sekolah swasta jurusan bahasa. Jebolan filsafat UGM. Memperoleh gelar sarjana teknik arsitektur di perguruan tinggi swasta.