Gerakan rakyat sipil menjadi strategis manakala seluruh rakyat mempunyai tingkat pengetahuan dan ketrampilan menganalisis realitas yang mereka hadapi. Melalui blog ini seluruh elemen gerakan rakyat sipil dapat mengekspresikan suaranya.
Kamis, 06 Mei 2010
TINGKAT KELULUSAN MENURUN
Kamis, 6 Mei 2010 18:08 WIB
Mendiknas Mohammad Nuh
Jakarta, (tvOne)
Tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) SMP/MTs/SMPT 2010 turun 4,78 persen dibanding tahun 2009 presentasinya mencapai 95,05 persen, sementara tahun ini turun menjadi 90,27 persen atau ada sekitar 350.798 siswa yang dinyatakan harus mengulang UN pada 17-20 Mei mendatang. "Penurunan hasil kelulusan UN SMP yang cukup signifikan tahun ini karena beberapa faktor, di antaranya pengawasan yang lebih ketat dan tingginya tingkat kejujuran di masing-masing daerah," kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh dalam jumpa pers hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMP/SMP Terbuka dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) SMP/SMPT/MTs di Jakarta, Kamis (6/5).
Lebih lanjut Nuh mengatakan, bila dilihat dari jumlah sekolah yang tahun ini dinyatakan memiliki hasil kelulusan nol persen terdapat 561 sekolah di seluruh Indonesia dengan jumlah siswa mengulang sebanyak 9.283 siswa (0,26 persen) dari total peserta 3.605.163 siswa. "Sekolah yang terbanyak angka ketidaklulusannya, antara lain di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 39,87 persen dan Propinsi Gorontalo sebesar 38,80 persen sedangkan angka ketidaklulusan terendah di Propinsi Bali yakni 1,4 persen," kata Mendiknas.
Namun, ia meminta agar pihak sekolah, guru, orang tua dan Siswa tidak terlalu panik menghadapi ketidaklulusan di UN utama, karena masih ada ada UN ulangan. "Kita masih tunggu hasil yang sesunguhnya paling lama sebulan setelah UN ulangan selesai. Pada 20 Juni baru ada hasil yang pasti. Kalau kita semua tenang, hasilnya saya yakin lebih baik karena siswa yang mengulang bisa lulus," katanya
Dari 350.798 siswa yang harus mengulang ada 12,19 persen yang harus mengulang 4 mata pelajaran yang diujikan. Adapun mata pelajaran yang diujikan yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA. Sementara 21,19 persen yang mengulang satu mata pelajaran.
Di sisi sekolah, mendiknas menyebutkan, ada 516 sekolah yang memiliki tingkat kelulusan nol persen atau seluruh siswanya tidak lulus UN utama. Sementara yang lulus 100 persen atau semua siswanya lulus ada 17.852 sekolah atau 41 persen dari 43.666 SMP yang ikut UN utama.
Mendiknas mengatakan, dominasi ketidaklulusan masih dipegang beberapa provinsi seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 39,87 persen, Gorontalo 38,80 persen, Babel 34,69 persen, Kalimantan Timur 29,44 persen, DKI 28,97 persen, Kalimantan Barat 27,49 persen, Bengkulu 24,03 persen, DIY 21,98 persen, Sulawesi Tenggara 20,30 persen, Kepulauan Riau 18,79 persen, Kalimantan Tengah 17,22 persen dan Maluku Utara 15,16 persen. Sementara yang paling rendah tingkat ketidaklulusannya adalah Bali 1,40 persen, Sumatera Selatan 1,49 persen, Jawa Barat 2,41 persen , Sulut 2,62, Sumatera Utara 2,83 dan Banten 3,57 persen.
Terkait tindakan yang akan dilakukan terhadap sekolah-sekolah yang memiliki angka kelulusan rendah, Mohammad Nuh mengatakan, pemerintah akan melakukan intervensi kebijakan terhadap sekolah yang angka kelulusannya nol persen ini. "Kami akan meneliti kekurangan dari masing-masing sekolah. Intervensi diberikan sesuai kebutuhan. Kami belum tahu apa kekurangan masing-masing sekolah, apakah kesulitan mendapat guru bermutu, buku atau fasilitas pendidikan lainnya. Setelah jelas, baru kita lakukan intervensi kebijakan sesuai dengan kebutuhan," ujarnya. (Ant)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
Partisipan
Label
penelusuran
Mengenai Saya

- Civil Society Organization
- Lahir di Jogjakarta, Pendidikan dasar dan menengah pertama di sekolah negeri, pendidikan menengah di sekolah swasta jurusan bahasa. Jebolan filsafat UGM. Memperoleh gelar sarjana teknik arsitektur di perguruan tinggi swasta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar