Civil Society Organization

BERSAMA ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL

Blog Organisasi Masyarakat Sipil ini merupakan media interaksi akar rumput sekaligus sebagai arena konsolidasi gagasan. Gerakan rakyat sipil mempunyai peran strategis dalam melakukan kontrol terhadap kekuasaan.

Kehendak rakyat sebagai warga negara harus dijalankan oleh penguasa atau pemerintah yang sudah dipilih. Oleh karena itu, tidak jika rakyat menuntut pemenuhan hak-hak dasar yang selama ini diabaikan oleh negara dan pemerintah.

Hak atas sumber-sumber penghidupan, hak atas tanah dan air, hak atas kesehatan, dan hak atas pendidikan yang murah tidak secara otomatis diberikan oleh penguasa, maka rakyat sendiri yang harus berjuang untuk mendapatkannya.

Cari Blog Ini

Gerakan rakyat sipil menjadi strategis manakala seluruh rakyat mempunyai tingkat pengetahuan dan ketrampilan menganalisis realitas yang mereka hadapi. Melalui blog ini seluruh elemen gerakan rakyat sipil dapat mengekspresikan suaranya.

Kamis, 06 Mei 2010

CERITA LUCU

Tiga bulan terakhir ini di republik Indonesia secara serentak dilaksanakan Ujian Nasional atau disingkat UN. Banyak cerita yang berkembang seputar persiapan UN hingga dampak dari ketidaklulusan siswa, hampir di seluruh jagad Indonesia. Dan tanpa kita sadari bahwa ada sebagian siswa sekolah yang masih menuntut ilmu, entah ilmu menjawab soal atau ilmu pengetahuan. Cerita-cerita tentang mereka lalu kita lupakan begitu saja, padahal banyak sekali cerita menarik dari mereka, seperti cerita teman saya yang mempunyai anak kelas dua SMA. Teman saya tadi menceritakan beberapa kejadian yang dia alami ketika berhadapan dengan anaknya yang cerdas tetapi nakal. Ya, senakal bapaknya dulu. Begini beberapa ceritanya, "Pah..papah, Judy sudah dibagi rapot..," kata Judy. Judy adalah anak teman saya, Bento. Judy lahir ketika Bento ditangkap karena berjudi. "Udah dibagi rapot? Coba papah liat..," sahut Bento penasaran karena Judy kelihatannya mulai jujur. "Tuh di meja pah ambil saja." "Coba papah liat...Aduh kamu ini, jadi anak kok bodo banget, masa nilai di rapot kamu merah semua. Kalau begini papah percuma sekolahin kamu !" katanya dengan penuh marah. "Pah, Papah sebentar dulu... Masa sih pah, nilai Judy kan bagus semua gak ada yang merah..!" sahutnya sambil sedikit gugup. "Terus ini nilai berapa ? Ini kan nilaimu lima semua !" "Coba Mana Liat!! Wah, kok banyak angka limanya ya, padahal tadi di sekolah gak ada limanya sumpah deh, Pah..!" "Ah, kamu ini alasan !" "Eh, sebentar. Kok ini rapot laporan tahun 1986, tahun sekarang kan tahun 2010... Coba lihat dulu sampul depannya ini rapot siapa. Yeee.. ini kan raport Papah waktu sekolah dulu..." "Judy...itu kan cuma sample raport saja..?" Kata Bento sambil menahan malu. Bento rupanya memang tipe ayah yang suka mencari-cari kelemahan anaknya, Judy. Ia menegur anaknya, "Judy, kenapa kamu tidak bisa seperti Robi yang nilai ulangannya 10 semua ?" "Jangan salahkan aku dong Pah, Robi kan mempunyai Papah yang pintar." Jawab Judy santai. Untuk menghilangkan stress akibat ke-malu-an yang baru saja terjadi, Bento mengingat masa mudanya ketika usai wisuda sarjananya. Ya, momentum yang pas buat mencari calon isteri. Makanya, waktu itu, ia menghadap bapaknya untuk mengutarakan keinginannya untu kawin. Memang bapaknya terkenal orang yang kasar dan waktu mudanya doyan kawin. Ia takut bapaknya tidak setuju. "Pak, ehm... Bapak, saya mau segera kawin !" "Iya, dengan siapa?" "Dengan cewek dari Bali." "Apa? Apa kamu tidak tahu Bapakmu ini 7 tahun di Bali. Jangan-jangan nanti kau malah kawin dengan saudaramu sendiri! Itukan dosa tahu ! Cari yang lain saja !" Tiga bulan kemudian... "Pak, kali ini tidak dari Bali tapi dari Kalimantan. Gimana Pak, boleh?" "Wah mati aku, Bapak malah 10 tahun disana. Jangan-jangan... ah nggak usah!" "Yaaa... Ah tapi nggak apa-apa. Saya punya kenalan dari Jakarta. Setuju nggak?" "We malah tambah edan! Perlu kamu tahu, bapak ini malah 13 tahun di Jakarta terus akhirnya ketemu ibumu. Besar kemungkinannya nanti kau kawin dengan saudaramu sendiri !" Ia kesal minta ampun. Dengan putus asa ia berkata kepada ibunya. "Bu, saya nggak habis pikir kenapa bapak menghalangi saya kawin dengan cewek Bali, Kalimantan, atau Jakarta. Khawatirnya dapat saudara sendiri." Lalu ibunya berkata lembut ; "Sudahlah, Bento. Kalau menurut ibu, terserah kamu mau kawin dengan cewek dari mana saja. Dari Bali, Kalimantan atau Jakarta. Nggak usah khawatir nantinya dapat saudaramu sendiri. Wong kamu ini juga belum tentu anak bapakmu!" "Lho, Ibu...?" "Iya, ibu kan gampang bergaul juga." kata ibu Bento dengan entengnya. Cerita ini hanya rekaan saja. Jika ada kesamaan nama, itu hanya secara kebetulan juga. Mungkin banyak yang tidak masuk akal juga.

TINGKAT KELULUSAN MENURUN

Kamis, 6 Mei 2010 18:08 WIB Mendiknas Mohammad Nuh Jakarta, (tvOne) Tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) SMP/MTs/SMPT 2010 turun 4,78 persen dibanding tahun 2009 presentasinya mencapai 95,05 persen, sementara tahun ini turun menjadi 90,27 persen atau ada sekitar 350.798 siswa yang dinyatakan harus mengulang UN pada 17-20 Mei mendatang. "Penurunan hasil kelulusan UN SMP yang cukup signifikan tahun ini karena beberapa faktor, di antaranya pengawasan yang lebih ketat dan tingginya tingkat kejujuran di masing-masing daerah," kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh dalam jumpa pers hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMP/SMP Terbuka dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) SMP/SMPT/MTs di Jakarta, Kamis (6/5). Lebih lanjut Nuh mengatakan, bila dilihat dari jumlah sekolah yang tahun ini dinyatakan memiliki hasil kelulusan nol persen terdapat 561 sekolah di seluruh Indonesia dengan jumlah siswa mengulang sebanyak 9.283 siswa (0,26 persen) dari total peserta 3.605.163 siswa. "Sekolah yang terbanyak angka ketidaklulusannya, antara lain di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 39,87 persen dan Propinsi Gorontalo sebesar 38,80 persen sedangkan angka ketidaklulusan terendah di Propinsi Bali yakni 1,4 persen," kata Mendiknas. Namun, ia meminta agar pihak sekolah, guru, orang tua dan Siswa tidak terlalu panik menghadapi ketidaklulusan di UN utama, karena masih ada ada UN ulangan. "Kita masih tunggu hasil yang sesunguhnya paling lama sebulan setelah UN ulangan selesai. Pada 20 Juni baru ada hasil yang pasti. Kalau kita semua tenang, hasilnya saya yakin lebih baik karena siswa yang mengulang bisa lulus," katanya Dari 350.798 siswa yang harus mengulang ada 12,19 persen yang harus mengulang 4 mata pelajaran yang diujikan. Adapun mata pelajaran yang diujikan yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA. Sementara 21,19 persen yang mengulang satu mata pelajaran. Di sisi sekolah, mendiknas menyebutkan, ada 516 sekolah yang memiliki tingkat kelulusan nol persen atau seluruh siswanya tidak lulus UN utama. Sementara yang lulus 100 persen atau semua siswanya lulus ada 17.852 sekolah atau 41 persen dari 43.666 SMP yang ikut UN utama. Mendiknas mengatakan, dominasi ketidaklulusan masih dipegang beberapa provinsi seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 39,87 persen, Gorontalo 38,80 persen, Babel 34,69 persen, Kalimantan Timur 29,44 persen, DKI 28,97 persen, Kalimantan Barat 27,49 persen, Bengkulu 24,03 persen, DIY 21,98 persen, Sulawesi Tenggara 20,30 persen, Kepulauan Riau 18,79 persen, Kalimantan Tengah 17,22 persen dan Maluku Utara 15,16 persen. Sementara yang paling rendah tingkat ketidaklulusannya adalah Bali 1,40 persen, Sumatera Selatan 1,49 persen, Jawa Barat 2,41 persen , Sulut 2,62, Sumatera Utara 2,83 dan Banten 3,57 persen. Terkait tindakan yang akan dilakukan terhadap sekolah-sekolah yang memiliki angka kelulusan rendah, Mohammad Nuh mengatakan, pemerintah akan melakukan intervensi kebijakan terhadap sekolah yang angka kelulusannya nol persen ini. "Kami akan meneliti kekurangan dari masing-masing sekolah. Intervensi diberikan sesuai kebutuhan. Kami belum tahu apa kekurangan masing-masing sekolah, apakah kesulitan mendapat guru bermutu, buku atau fasilitas pendidikan lainnya. Setelah jelas, baru kita lakukan intervensi kebijakan sesuai dengan kebutuhan," ujarnya. (Ant)

tvOne: Mendiknas: Tingkat Kelulusan UN SMP 90,27 Persen - Nasional

tvOne: Mendiknas: Tingkat Kelulusan UN SMP 90,27 Persen - Nasional

Rabu, 24 Maret 2010

Alam itu Ibu, Mother of Earth

Jakarta (ANTARA News) - Alam adalah pengayom, tempat manusia dilindungi, seperti ibu menaungi anaknya. Tapi alam telah begitu terdegradasi karena manusia tak memperlakukannya sebagai ibu, dari siapa manusia belajar mencinta.  "Saya selalu mengatakan alam itu ibu," kata Jatna Supriatna.

Ketiadaan cinta membuat alam menimpakan bencana kepada manusia. Kata Jatna, "Karena kita tak bijak mengelola alam."

Jatna Supriatna adalah Perwakilan Conservation International Indonesia, pakar dan aktivis lingkungan yang kiprahnya mendapat tempat khusus dalam salah satu buku terlaris internasional "Hot, Flat, and Crowded" karangan kolumnis terkemuka New York Times, Thomas L. Friedman.

Akhir Februari lalu di kampus Universitas Indonesia, kepada Liberty Jemadu dari ANTARA News, doktor bioantropologi itu memaparkan bagaimana seharusnya manusia merayu alam untuk tak lagi menghukum manusia dengan bencana dahsyat.

Tanya
: Benarkah bencana itu karena ulah manusia, bukankah bencana-bencana seperti Longsor Ciwidey jelas-jelas karena alam?
Jatna : Kita tak pernah bijak. Kerawanan longsor di Jawa itu sangat tinggi. Gunung Halimun (di Ciwidey) adalah gunung yang kelongsorannya sangat tinggi, tapi orang cenderung tinggal di tempat-tempat yang tingkat kelongsorannya sangat tinggi.  Tapi, coba lihat orang (Kampung) Naga atau orang Baduy. Mereka lebih bijaksana, tak membuat rumah di tempat yang kemungkinan longsornya tinggi. Mereka tidak berlebihan.

Jawab : Bagaimana seharusnya kita memperlakukan alam?
Jatna : Kita semua memerlukan alam. Udara, air, sandang pangan, papan, disediakan oleh alam, tidak dari yang lain. Kita harus bisa mengelola alam dengan baik. Oleh karena itu saya selalu mengatakan alam sebagai ibu, "The mother of earth." Ia pengayom, sama seperti kita memperlakukan seorang ibu. Tetapi kalau kita menjadi panglima untuk alam, maka akan berbeda.

Tanya :
Bedanya di mana?
Jatna
: Panglima itu mengatur, begini, begitu. Masalahnya bagaimana kalau mengaturnya salah? Lain dari itu, kita cenderung "pemerintah sentris", bahwa yang mengelola alam harus pemerintah, padahal kan tidak.

Tanya
: Bagaimana persisnya posisi pemerintah?
Jatna : Kesalahan kerap berasal dari pembuat keputusan, karena ia sering reaktif dan kurang terencana. Di sisi lain, kita sering mengambil sesuatu dari alam secara berlebihan, serakah. Nah siapa yang bisa mengontrol keserakahan? Itulah fungsi government, mengotrol keserakahan.

Tanya : Jika pemerintah tak boleh mengambil semua peran, pihak lain mana yang mesti terlibat?
Jatna : Pemerintah adalah pembuat kebijakan, tapi jangan juga menjadi pelaksana. Tak semua kepemerintahan mesti diurusi pemerintah. Check and balance perlu. Siapa yang 'membalance? Di sinilah DPR berperan.  Tapi kan kawasan konservasi itu luas sekali, mana mungkin cuma ditangani DPR? Untuk itu perlu ada civil society (masyarakat madani). Belanda misalnya, konservasi dikelola oleh publik karena terlalu berat. Di AS bahkan dibagi ke daerah. Kita belum, padahal publik harus segera dilibatkan.

Tanya : Bukankah upaya seperti itu sulit, karena di zaman kini semuanya harus melewati DPR?Jatna : Yang namanya publik kan semua pihak. Ya parlemen, pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Mengapa konservasi di luar negeri bertambah, sementara di Indonesia tidak? Karena kita sering tidak konseptual. Misalnya tiba-tiba mencanangkan kebijakan aneh seperti 'doubling oil pump', menanam kelapa sawit di hutan yang masih bagus. Bagaimana ini? Itulah karena regulator dan implementer menjadi satu. Masyarakat cuma disuruh menonton.

Tanya : Itukah yang membuat kita dituduh telah merusak hutan oleh negara-negara maju?
Jatna : Begini, saya kasih analogi, semua obat berasal dari alam. Semua diproduksi alam, lalu diproduksi lagi secara massal oleh ilmuwan. Kini kita kehilangan, karena kita sering meremehkan unsur-unsur alam itu dengan berkata 'ah itu kan tidak ada gunanya' padahal kita nanti memerlukannya. Sikap inilah yang menguntungkan negara maju.

Tanya : Maksudnya?
Jatna : Mereka mendapatkan obat-obatan berharga jutaan dolar, sementara negara yang mempunyai biodiversity" (keanekaragaman hayati) untuk obat itu tak mendapat apa-apa.  Di Madagaskar misalnya, ada satu jenis tumbuhan yang diambil oleh satu perusahaan AS dan dipasarkan menjadi jutaan dolar, sementara Madagaskar tidak dapat apa-apa.  Mereka yang mempunyai teknologi diuntungkan, sementara yang memiliki "biodeversity" terus disalahkan.  Saya katakan ini kepada Thomas, "It's not fair"  (Itu tidak adil).

Jatna Supriatna mengalami pencerahan pada 1970an, bahwa konservasi itu mempunyai keinginan luhur, dan harus lebih didekati, lebih dari sekedar meneliti dan kampus.  "Science' itu penting, tapi ia harus beradapatasi dengan lingkungan di mana dia berada."  Thomas L. Friedman menuliskan kecerdikan Jatna Supriatna dalam mengawal Taman Nasional Batang Gadis di mana pemerintah pusat memberikan izin penambangan emas di kawasan konservasi yang membuat Jatna jatuh takut bahwa izin itu memicu terdegradasinya kualitas alam.  Jatna tak mengambil jalan frontal melawan pemerintah atau menantang pengusah, tetapi dia juga tak "membakar" masyarakat. Sebaliknya, Jatna mendekati ketiganya sekaligus, dengan meyakinkan mereka bahwa tak ada yang diuntungkan dari alam yang terdegradasi. "Bahasa yang dipakai oleh masyarakat akan berbeda dengan bahasa yang dipakai pejabat dan juga berbeda dari bahasa yang dipakai LSM," katanya. "Yang satu jangka pendek, yang satunya lagi jangka panjang."

Jatna : Misalnya, kita berada di daerah komunitas muslim pesantren, ya kita harus menyesuaikan dengan keperluan mereka, misal dalam soal wudhu. Mereka mempunyai 15 ribuan santri yang tiap hari bergantung kepada sungai. Kalau sungainya kotor karena terkena polusi tambang emas, bagaimana dengan santri-santri itu? Apakah mau menggali sumur? Santri itu maunya airnya mengalir, segar, dan dingin. Tetapi kalau airnya bau, bagaimana mereka bisa berwudhu? Dari situ, saya membangunkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya menurunnya kualitas alam.

Tanya : Kita masih harus menghadapi pengusaha, bagaimana kita menarik mereka untuk terlibat dalam konservasi?
Jatna : Mereka harus mempunyai kepedulian. Mereka mengekstrak dari alam, dan mereka harus mengembalikannya ke alam. Kalau semua mempunyai pemikiran seperti ini, maka alam tidak akan rusak seperti ini. (*)

pewawancara: liberty jemadu
editor : jafar sidik

COPYRIGHT © 2010

Kamis, 04 Maret 2010

Jumat, 5/3/2010 | 09:24 WIB

BELGRADE, KOMPAS.com - Hati-hati membuat status di Facebook. Jika kelewatan bisa berakibat hukuman. Setidaknya itu dialami seorang suporter sepak bola di Belgrade, Serbia.

Seorang fans sepak bola divonis hakim masuk penjara, karena statusnya di Facebook. Status itu berupa ancaman kepada reporter televisi. Ancaman itu ditujukan kepada wartawan televisi B92, Brankica Stanckovic.

Dalam laporan dokumentasi akhir-akhir ini, Stankovic menemukan bahwa pemimpin gang sepak bola di Serbia terlibat kejahatan kriminal serius. Dia diduga menjadi pelaku peredaran narkoba dan pembunuhan. Namun, dia masih bebas.

Seorang fans sepak bola yang mengancam Stankovic itu akhirnya mengakui bersaslah selama persidangan. Dia juga meminta maaf kepada Stankovic. Tak disebutkan nama suporter tersebut.

Enam suporter sepak bola Serbia lainnya ditahan dan menunggu persidangan. Kesalahan mereka rata-rata melontarkan ancaman pembunuhan terhadap Stankovic pada sebuah pertandingan Liga Europa, Desember 2009 lalu.

TO REFLECT AND TO ACT


Perbedaan antara negara berkembang (jika tak mau disebut miskin) dan negara maju (yang tak malu disebut kaya) TIDAK TERGANTUNG PADA  UMUR negara itu.
Negara India dan Mesir, yang umurnya lebih dari 2000 tahun, tetapi mereka tetap terbelakang (maaf..miskin).
Negara Singapura, Kanada, Australia & New Zealand negara yang umurnya kurang dari 150 tahun dalam membangun, saat ini mereka adalah bagian dari negara maju di dunia, dan penduduknya tidak lagi miskin.

KETERSEDIAAN SUMBER DAYA ALAM DARI SUATU NEGARA JUGA TIDAK MENJAMIN NEGARA ITU MENJADI KAYA ATAU MISKIN.
Jepang mempunyai area yang sangat terbatas. Daratannya, 80% berupa pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan pertanian & peternakan.

Tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara “industri terapung” yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya.
Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat tetapi sebagai negara pembuat coklat terbaik di dunia. Negara Swiss sangat kecil, hanya 11% daratannya yang bisa ditanami.

Para eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi dengan temannya dari negara terbelakang akan sependapat bahwa TIDAK ADA PERBEDAAN YANG SIGNIFIKAN DALAM HAL KECERDASAN.
RAS ATAU WARNA KULIT JUGA BUKAN FAKTOR PENTING.
Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di negara-negara maju/kaya di Eropa.
LALU……. APA  PERBEDAANNYA?
PERBEDAANNYA ADALAH PADA SIKAP DAN ATAU PERILAKU MASYARAKATNYA, YANG TELAH DIBENTUK SEPANJANG TAHUN MELALUI KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN.
Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa MAYORITAS PENDUDUKNYA sehari-harinya MENGIKUTI DAN MEMATUHI prinsip-prinsip dasar kehidupan sebagai berikut.
1.      Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari
2.      Kejujuran dan integritas
3.      Bertanggung jawab
4.      Hormat pada aturan & hukum masyarakat
5.      Hormat pada hak orang/warga lain
6.      Cinta pada pekerjaan
7.      Berusaha keras untuk menabung & investasi
8.      Mau bekerja keras
9.      Tepat waktu

Di negara terbelakang/miskin/ berkembang, HANYA SEBAGIAN KECIL masyarakatnya mematuhi prinsip dasar kehidupan tersebut.
Kita bukan miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam, atau karena alam yang kejam kepada kita.
Kita terbelakang/lemah/miskin karena perilaku kita yang kurang/tidak baik.

KITA KEKURANGAN KEMAUAN UNTUK MEMATUHI DAN MENGAJARKAN PRINSIP DASAR KEHIDUPAN yang akan memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi, dan negara.
JIKA AANDA TIDAK MENERUSKAN PESAN INI, TIDAK AKAN TERJADI APA-APA PADA DIRI ANDA!!!
Hewan peliharaan Anda tidak akan mati, Anda tidak akan kehilangan pekerjaan, Anda tidak akan mendapat kesialan dalam 7 tahun, juga Anda tidak akan sakit.
tetapi….. JIKA ANDA TIDAK MENERUSKAN PESAN INI, TIDAK AKAN TERJADI PERUBAHAN APA-APA DALAM NEGARA KITA. NEGARA KITA AKAN TETAP BERLANJUT DALAM KEMISKINAN…... DAN AKAN MENJADI LEBIH MISKIN LAGI.
Jika Anda mencintai negara kita, teruskan pesan ini kepada teman-teman Anda. Biarlah mereka merefleksikan hal ini. Kita harus mulai dari mana saja. Kita ingin BERUBAH !
dan ……. PERUBAHAN DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI,
DIMULAI DARI HAL YANG KECIL DAN
LAKUKAN MULAI SAAT INI JUGA ...!!!
Terima kasih. Gitu aja kok repot !





SOSIALISME DAN KOMUNISME MARX


Membaca judul di atas tak ubahnya melihat monster yg menakutkan. Bangsa Indonesia pernah mengalami “prahara” politik pada tahun 1965 yakni ketika terjadi apa yang sering disebut rezim Orde Baru sebagai gerakan makar oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), walaupun banyak juga orang yang masih meragukan kebenarannya. Sebagai sebuah kekuatan politik baru yang dibentuk oleh Suharto dengan dukungan militer, rezim Orde Baru telah berhasil menciptakan opini negartif tentang komunisme, marxisme, dan leninisme melalui propaganda dan stigmatisasi bahwa komunisme dan ideologi sejenisnya adalah gerakan revolusioner yang akan merusak tatanan sosial, ekonomi, dan kenegaraan. Propaganda-propaganda negatif disertai tindakan represif terhadap mereka yang terlibat langsung dan tidak langsung dengan PKI ternyata cukup membuat rakyat Indonesia anti pati terhadap komunisme. Tanpa kita sadari bahwa propaganda dan stigmatisasi tersebut membuat rakyat menjadi takut untuk berbicara ideologi politik hingga saat ini.
Sebelum memutuskan untuk menghakimi filsafat Karl Marx marilah kita lihat dulu secara kritis tentang siapakah Karl Marx dan beberapa catatan tentang filsafatnya yang masih dianggap sebagai “monster” yang menakutkan itu
Catatan Biografi Karl Marx
Karl Marx lahir dalam keluarga Yahudi progresif di Trier, Prusia, sekarang di Jerman. Ayahnya bernama Herschel, keturunan para rabi, meskipun cenderung seorang deis, yang kemudian meninggalkan agama Yahudi dan beralih ke agama resmi Prusia, Protestan aliran Gereja Lutheran|Lutheran yang relatif liberal, untuk menjadi pengacara. Herschel pun mengganti namanya menjadi Heinrich. Saudara Herschel, Samuel — seperti juga leluhurnya— adalah rabi kepala di Trier. Keluarga Marx amat liberal dan rumah Marx sering dikunjungi oleh cendekiawan dan artis masa-masa awal Karl.

Marx terkenal karena analisis nya di bidang sejarah yang dikemukakan nya di kalimat pembuka pada buku ‘Communist Manifesto’ (1848) :” Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas.” Marx percaya bahwa kapitalisme yang ada akan digantikan dengan komunisme, masyarakat tanpa kelas setelah beberapa periode dari sosialisme radikal yang menjadikan negara sebagai revolusi keditaktoran proletariat(kaum paling bawah di negara Romawi).

Marx sering dijuluki sebagai bapak dari komunisme, Marx merupakan kaum terpelajar dan politikus. Ia memperdebatkan bahwa analisis tentang kapitalisme miliknya membuktikan bahwa kontradiksi dari kapitalisme akan berakhir dan memberikan jalan untuk komunisme.
Di lain tangan, Marx menulis bahwa kapitalisme akan berakhir karena aksi yang terorganisasi dari kelas kerja internasional. “Komunisme untuk kita bukanlah hubungan yang diciptakan oleh negara, tetapi merupakan cara ideal untuk keadaan negara pada saat ini. Hasil dari pergerakan ini kita yang akan mengatur dirinya sendiri secara otomatis. Komunisme adalah pergerakan yang akan menghilangkan keadaan yang ada pada saat ini. Dan hasil dari pergerakan ini menciptakan hasil dari yang lingkungan yang ada dari saat ini. – Ideologi Jerman-
Dalam hidupnya,Marx terkenal sebagai orang yang sukar dimengerti, ide-ide nya mulai menunjukkan pengaruh yang besar dalam perkembangan pekerja segera setelah ia meninggal. Pengaruh ini berkembang karena didorong oleh kemenangan dari Marxist Bolsheviks dalam Revolusi Oktober Rusia. Namun, masih ada beberapa bagian kecil dari dunia ini yang belum mengenal ide Marxian ini sampai pada abad ke-20. Hubungan antara Marx dan Marxism adalah titik kontroversi. Marxism tetap berpengaruh dan kontroversial dalam bidang akademi dan politik sampai saat ini. Dalam bukunya Marx, Das Kapital (2006), penulis biografi Francis Wheen mengulangi penelitian David McLellan yang menyatakan bahwa sejak Marxisme tidak berhasil di Barat, hal tersebut tidak menjadikan Marxisme sebagai ideologi formal, namun hal tersebut tidak dihalangi oleh kontrol pemerintah untuk dipelajari.
a. Sosialisme ilmiah menurut Marx :
Karl Marx pelopor utama gagasan “sosialisme ilmiah” dilahirkan tahun 1818 di kota Trier, Jerman, Ayahnya ahli hukum dan diumur tujuh belas tahun Karl masuk Universitas Bonn juga belajar hukum. Belakangan dia pindah ke Universitas Berlin dan kemudian dapat gelar Doktor dalam ilmu Filsafat dari Universitas Jena.
Marx menolak pendasaran sosialisme pada pertimbangan-pertimbangan moral. Sosialisme tidak akan datang karena dinilai baik atau karena kapitalisme dinilai jahat, melainkan karena syarat-syarat obyektif penghapusan hak milik pribadi atau alat-alat produksi terpenuhi.

Dan kapitalisme itu sendiri adalah sistem dimana alat-alat produksi dikuasai oleh minoritas, kaum buruh dieksploitir, dan proses akumulasi kapital didorong oleh persaingan antara perusahaan-perusahaan.
Ada juga kapitalisme negara (seperti halnya di negara Uni Soviet) dimana negara sendiri kapitalisme negara bertindak seperti perusahaan besar, dan persaingan bisa mengambil bentuk non-pasar seperti persaingan militer (seperti dalam Perang Dingin).
Sosialisme adalah sebuah masyarakat dimana kaum pekerja sendiri yang menguasai alat-alat produksi dan merencanakan ekonomi secara demokratik dan semua ini secara internasional.

Bilamana menilik di dalam sejarahnya, sosialisme muncul ketika feodalisme tersingkir, dan masyarakat merdeka kapitalis muncul di dunia, maka muncullah suatu sistem untuk penindasan dan eksploitasi terhadap golongan pekerja.

Disinilah berbagai doktrin sosialis muncul sebagai refleksi dari protes terhadap penindasan ini. Dan sosialisme pada awalnya, bagaimanapun merupakan sosialisme utopis. Ia mengkritik masyarakat kapitalis, mengutuknya, memimpikan keruntuhan kapitalisme. Ia mempunyai gagasan akan adanya pemerintahan yang lebih baik. Ia berusaha membuktikan kepada orang-orang bahwa eksploitasi itu tak bermoral. (red, akan tetapi disini perspektif sosialisme Marx menolak pada pertimbangan-pertimbangan moral).

Namun sosialisme utopis tidak memberikan solusi nyata. Ia tak dapat menjelaskan sifat sebenarnya dari perbudakan di bawah sisitem kapitalisme. Ia tak mampu mengungkapkan hukum-hukum perkembangan kapitalis atau memperlihatkan kekuatan sosial apa yang mampu membentuk suatu masyarakat yang baru.

Berbagai revolusi terjadi di eropa, khusunya di Perancis, mengingiringi kejatuhan feodalisme, penghambahan, yang semakin lama semakin jelas mengungkapkan perjuangan kelas-kelas sebagai basis dan kekuatan pendorong dari semua perkembangan.

Setiap kemenangan politis atas feodalisme merupakan hasil dari perlawanan serentak dan tiba-tiba. Setipa negeri kapitalis berkembang di atas basis yang kurang lebih demokratis, diakibatkan adanya perjuangan hidup-mati di antara kelas-kelas yang ada dalam masyarakat kapitalistik. Inilah kemudian oleh Marx dibuat menjadi doktrin dari Perjuangan Kelas.

Dan filosofi materialisme yang dipaparkan Marx menunjukkan jalan bagi proletariat untuk bebas dari perbudakan spiritual yang membelenggu setiap kelas yang tertindas hingga kini.

Apa yang dipaparkan Marx bahwasanya materialisme adalah teori yang timbul secara wajar didalam sebuah kelas buruh yang harus memperjuangkan pembebasan. Tetapi jelas kita tidak boleh mengidentifikasikan materialisme historis hanya dengan materialisme saja.
Materialisme sudah muncul 2000 tahun sebelum lahirnya Marx, dan di abad ke-18 materialisme malah menjadi pendirian kelas borjuis. Apa yang membedakan materialisme Marxis dari materialisme borjuis? Menurut Marx (dalam Tesis Tentang Feuerbach) Kekurangan utama dari semua materialisme yang ada sampai sekarang -- termasuk materialisme Feuerbach -- ialah bahwa hal ihwal, kenyataan, kepancainderaan, digambarkan hanya dalam bentuk benda atau renungan, tetapi tidak sebagai aktivitas pancaindra manusia, praktek, tidak secara subyektif.

Artinya, materialisme borjuis melihat manusia sebagai makhluk pasif, sebagai hasil atau efek dari kondisi materiil “ sebagai obyek. Ini memang mencerminkan keadaan sehari-hari manusia dalam masyarakat kapitalis: si buruh yang dikuasai oleh mesin di pabrik, kerja sebagai "faktor produksi" yang tidak dibedakan dari faktor lain seperti tanah atau mesin, dsb.

Namun materialisme mekanis ini tidak mampu menjadi 100% konsisten; orang tidak bisa hidup menurut filsafat yang 100% fatalistis. Maka materialisme itu selalu menyembunyikan pasal kekecualian yang memperbolehkan idealisme masuk melalui pintu belakang, sebagai "pengetahuan", "ilmu" atau terkadang "kehendak" para elit.

Ajaran materialis bahwa manusia itu adalah hasil dari keadaan dan didikan, dan bahwa, oleh karenanya, manusia yang berubah adalah hasil keadaan-keadaan lain, dan didikan yang berubah, melupakan bahwa manusialah yang mengubah keadaan dan bahwa pendidik itu sendiri memerlukan pendidikan.
Karena itu, ajaran ini menurut keharusan sampai membagi masyarakat menjadi dua bagian, yang satu diantaranya lebih unggul daripada masyarakat. Marx mengatasi kontradiksi ini melalui konsep praktek. "Terjadinya secara bersamaan perubahan keadaan dengan perubahan aktivitas manusia bisa dibayangkan dan dimengerti secara rasional hanya sebagai praktek yang merevolusionerkan."

Model untuk konsep ini adalah kerja manusia; kerja yang mengubah lingkungan alam dan juga menciptakan manusia sendiri. Menurut Marx, pengertian Hegel atas aspek ini merupakan keberhasilannya yang utama. Namun Hegel hanya mengerti kerja tersebut sebagai "kerja mental yang abstrak".

Marx dapat berpikir lebih lanjut, sampai berhasil menjungkirbalikkan gagasan Hegel ini; dia berhasil mengidentifikasi kerja manusia yang konkrit dan praktis sebagai dasar perkembangan sejarah. Ini dimungkinkan, karena Marx sempat menyaksikan kerjaan dan perjuangan kelas buruh “ suatu golongan sosial yang mampu untuk mentransformasikan dan menguasai sistem sosial.

Konsep tentang peranan kerja, produksi dan kelas buruh ini yang menjadi titik tolak teori historis Marxisme. Mulai dari titik tolak itu Marx mengembangkan konsep-konsep seperti "kekuatan produksi", "hubungan produksi" dan "mode produksi" yang bermuara dalam teori revolusi sosial.

Di dalam masyarakat, manusia memasuki hubungan-hubungan produksi yang mencerminkan tahap-tahap tertentu dalam perkambangan kekuataan produksi. Hubungan-hubugan tersebut merupakan struktur ekonomi masyarakat, dan di atas dasar itu timbul sebuah superstruktur legal dan politik, dan kesadaran sosial tertentu. "Pada tahap-tahap tertentu, kekuataan produksi materiil masyarakat bentrok dengan hubungan produksi yang ada.

Hubungan itu berubah dari bentuk perkembangan kekuataan produksi menjadi belenggu-belenggu untuk perkembangannya. Kemudian mulailah era revolusi sosial." Di sini kita harus menerangkan satu masalah. Materialisme historis sering mengalami distorsi mekanis, dimana dialektika antara kekuatan dengan hubungan produksi ditafsirkan sebagai antagonisme antara alat-alat teknis dan sistem kepemilikan swasta. Kedua unsur itu dimengerti seperti sesuatu yang independen dari manusia “ sebuah determinisme teknologis. Maka kedua konsep Marxis tadi direduksi artiannya.

Namun buat Marx sendiri kekuataan produksi bukan hanya alat-alat seperti palu atau mesin,melainkan semua kapasitas produktif kelas buruh: "¦kekuatan produktif yang terbesar ialah kelas revolusioner sendiri." Di lain pihak, kepemilikan swasta hanya merupakan "ucapan legal dari hubungan produksi". Maka kontradiksi antara kekuataan dengan hubungan produksi bukan sesuatu yang terpisah dariperjuangan kelas, melainkan perjuangan tersebut muncul dari, dan berlangsung atas dasar kekuataan dan hubungan tersebut.

Dengan menelusuri perkembangan materialisme secara teoretis kita telah membuktikan bahwa materialisme historis tidak lain adalah sejarah yang dilihat dari sudut pandang proletariat. Analisis asul-usul historis menuju ke kesimpulan yang sama.

Pernyataan pertama tentang materialisme historis terdapat dalam buku Ideologi Jerman yang terbit pada tahun 1845. Sebelum itu terbit dua buku lain yang penting, yakni naskah-naskah Ekonomi dan Filosofis dan Pengantar Kritik Terhadap Filsafat Hukum Hegel yang terbit pada tahun 1844. Naskah-Naskah tidak mulai dengan rumusan tentang "filsafat" atau "alienasi" melainkan dengan perjuangan kelas.

Kalimat pertama menyatakan bahwa "Tingkat upah ditentukan oleh perjuangan pahit antara sikap kapitalis dan si buruh." Analisis ekonomi yang dimuat dalam buku tersebut masih kurang matang; tetapi analisis itu secara terang-terangan dijelaskan dari sudut pandang kaum buruh yang menjadi "barang dagangan" dalam masyarakat kapitalis.

Kesengsaraan kaum buruh semakin meningkat dengan naiknya produktivitas kerja, sedangkan masyarakat semakin terbagi dua -- antara kelas pemilik modal dan kelas buruh yang tidak memiliki apa-apa.

Untuk menjelaskan keadaan itu Marx menganalisis kerja kaum buruh. Kaum buruh menghasilkan kekayaan buat kaum pemilik modal sekaligus memproduksi kesengsaraan diri sendiri karena kerja mereka teralienasi (terasing).

Maka Marx melihat peranan kerja yang mendua: kerja produktif sebagai cara untuk menciptakan masyarakat, dan kerja teralienasi sebagai cara kaum buruh menciptakan sistem serta kelas dominan yang menindas dan menghisap mereka sendiri. Dalam kontradiksi ini Marx juga melihat harapan akan masa depan: dengan menghapuskan kerja teralienasi itu, pembebasan manusia dapat tercapai.

Jadi dalam Naskah-Naskah tahun 1884 Marx sudah mengantisipasi titik tolak dan juga kesimpulan-kesimpulan pokok materialisme historis. Namun jika kita mundur satu langkah dan menyimak Pengantar ke Kritik Terhadap Filsafat Hukum Hegel (awal 1844) kita sudah mendapati apa yang akan timbul lagi kelak sebagai hasil materialisme historis, yaitu peranan revolusioner proletariat. "Tatkala proletariat menyatakan pembubaran tatanan masyarakat yang ada, mereka hanya membuka rahasia eksistensi mereka sendiri, karena proletariat ialah pembubaran tatanan tersebut."

Seperti sudah dicatat di atas, pengakuan Marx atas peranan itu justru berasal dari pengamalannya diantara kalangan buruh revolusioner di Paris. Maka baik secara teoretis maupun historis, rumusan-rumusan Marx tentang sejarah dan masyarakat bisa dilacak kembali ke asal materiilnya, yaitu perjuangan proletarian.

Analisis Marxis tentang kapitalisme (yang biasanya disebut "ekonomi Marxis" walau sebenarnya merupakan "kritik terhadap ekonomi politik") dimaksudkan untuk menyediakan dasar ilmiah yang kuat untuk gerakan buruh dengan menjelaskan hukum pergerakan mode produksi kapitalis.

Sudah jelas, bahwa semua analisis ini dijalankan dari sudut pandang kelas buruh revolusioner, dengan t esis pokok sebagai berikut: analisis eksploitasi, bukti bahwa seluruh tatanan sosial berdasarkan eksploitasi itu, serta ramalan bahwa sistem kapitalisme harus ambruk persisnya karena dasar eksploitatifnya tersebut.

Meskipun begitu, aspek Marxisme ini begitu sering diajukan sebagai sesuatu yang "obyektif" sehingga beberapa catatan diperlukan tentang asal-usal dan logika kritik Marx terhadap ekonomi politik itu. Kritik Marx tentu saja merupakan penerapan materialisme historis pada mode produksi kapitalis, dan seperti materialisme historis sendiri, kritik tersebut berakar dalam analisis kerja “ lebih tepatnya kerja teralienasi.

Nota bene, ini bukan teori tentang perasaan subyektif kaum buruh terhadap kerja, atau tentang kesadaran umat manusia pada umumnya ¸ melainkan sebuah teori yang persisnya membahas kerja yang teralienasi “ dengan kata lain, kerja yang harus dijual pada orang lain. (Kata "alienate" juga berarti menjual sesuatu pada orang lain yang "asing".)
Kerja teralienasi ialah kerja yang diupah (wage labour) “ dia bukan hanya kondisi dalam otak orang tetapi juga merupakan fakta ekonomi yang konkrit. Namun fakta ini hanya dapat dilihat atau dirasakan dari sudut pandang kelas buruh. Marx adalah seorang "filsuf" dan" ekonom" yang pertama dalam sejarah yang meneliti proses kerja dari sudut. pandang kaum buruh.

Betapa pentingnya teori alienasi bagi analisis Marxis terhadap kapitalisme dapat dilihat dari dua aksioma Marx. Yang pertama, bahwa: "walau kepemilikan swasta tampaknya dasar dan sebab dari kerja terasing, sebenarnya ialah akibatnya". Yang kedua: kapitalisme mempunyai sifat dasar, bahwa tenaga kerja menjadi barang dagangan.
Sepanjang jalan ini, kritik generis yang dikembangkan Marx semasa masih muda tentang kapitalisme secara umum, telah ditransformasikan dengan upaya yang telaten sehingga menjadi alat analistis tajam yang sangat efektif untuk menelusuri semua seluk-beluk perekonomian kapitalis.

Namun konsep awal tentang kerja teralienasi itu tidak dilupakan apalagi dipungkiri, melainkan tetap menjadi jantung dari analisis Marx. Dalam Das Kapital Marx berkali-kali mengungkit masalah

Secara Umum Pengertian Sosialisme
Dalam kehidupan sehari-hari sosialisme digunakan dalam banyak arti. Istilah sosialisme selain digunakan untuk menunjukkan system ekonomi, juga digunakan untuk menunjukkan aliran filsafat ideologi, cita-cita, ajaran-ajaran atau gerakan. Sosialisme sebagai gerakan ekonomi muncul sebagai perlawanan terhadap ketidak adilan yang timbul dari sistem kapitalisme.
John Stuart Mill (1806-1873), menyebutkan sebutan sosialisme menunjukkan kegiatan untuk menolong orang-orang yang tidak beruntung dan tertindas dengan sedikit tergantung dari bantuan pemerintah.

Sosialisme juga diartikan sebagai bentuk perekonomian di mana pemerintah paling kurang bertindak sebagai pihak dipercayai oleh seluruh warga masyarakat, dan menasionalisasikan industri-industri besar lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam bentuk yang paling lengkap sosialisme Negara, dan menghilangkan milik swasta (Blinton : 1981).

Dalam masyarakat sosialis hal yang menonjol adalah kolektivisme atau rasa kebersamaan. Untuk mewujudkan rasa kebersamaan ini, alokasi produksi dan cara pendistribusian semua sumber-sumber ekonomi diatur oleh negara.

Secara Umum Pengertian Kapitalisme
Faham Kapitalisme berasal dari Inggris abab 18, kemudian menyebar ke Eropa Barat dan Amerika Utara. Sebagai akibat dari perlawanan terhadap ajaran Gereja, tumbuh aliran pemikiran Liberalisme di negara-negara Eropa Barat. Aliran ini kemudian merambah kesegala bidang termasuk bidang ekonomi.

Dasar filosofis pemikiran ekonomi Kapitalis bersumber dari tulisan Adam Smith dalam bukunya An Inquri into the Nature and Cause of the wealth of Nation yang ditulis pada tahun 1776. Isi buku tersebut sarat dengan pemikiran-pemikiran tingkah laku ekonomi masyarakat. Dari dasar filosofi tersebut kemudian menjadi sistem ekonomi, dan pada kahirnya kemudian mengakar menjadi ideologi yang mencerminkan suatu gaya hidup (way of life).

Mith berpendapat manusia melakukan kegiatan ekonomi adalah dasar dorongan kepentingan pribadi, yang bertindak sebagai tenaga pendorong yang membimbing manusia mengerjakan apa saja asal masyarakat sedia membayar “Bukan berkat kemurahan tukang daging, tukang pembuat Bir atau tukang pembuat Roti kita dapat makan siang”. Kata Smith “akan tetapi karena memperhatikan kepentingan pribadi mereka. Kita berbicara bukan kepada rasa kemanusian mereka, melainkan kepada cinta mereka kepada diri mereka sendiri, dan janganlah sekali-sekali berbicara tentang keperluan-keperluan kita, melainkan tentang keuntungan-keuntungan mereka”. (Robert L Heibroner, 1986. UI Press).

Motif kepentingan individu didorong oleh filsafat liberlisme kemudian melainkan system ekonomi pasar bebas, pada akhirnya melahirkan ekonomi kapitalis.

Milton H. Spencer (1977), menulis dalam bukunya Contemporary Ecomics: “Kapitalisme merupakan sebuah system oraganisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik privat (individu) atas alat-alat produksi dan distribusi (tanah, pabrik-pabrik, jalan kereta api, dan sebagainya) dan pemanfatannya untuk mencapai laba dalam kondisi-kondisi yang sangat kompetitif.”

Para individu memperoleh peransang agar aktiva mereka diamnfaatkan seproduktif mungkin. Hal tersebut sangat mempengaruhi distribusi kekayaan serta pendapatan karena individu-individu diperkenankan untuk menghimpun aktiva dan memberikannya kepada para ahli waris secara mutlak apabila mereka meninggal.

Ia memungkinkan laju pertukaran yang tinggi oleh karena orang memiliki hak pemilikan atas barang-barang sebelum hak tersebut dapat dialihkan kepada pihak lain.
Dengan demikian kapitalisme sangat erat hubungannya dengan pengejaran kepentingan individu. Bagi Smith bila setiap individu diperbolehkan mengejar kepentingannya sendiri tanpa adanya campur tangan pihak pemerintah, maka ia seakanj-akan dibimbing oleh tangan yang tak nampak (the imvisible hand) untuk mencapai yang terbaik pada masyarakat.

Kebebasan ekonomi tersebut juga diilhami oleh pendapat Legendre yang ditanya oleh Menteri Keuangan Perancis pada masa pemerintahan Louis XII/ pada akhir abab 17, yakni Jean bapiste Colbert. Bagaimana kiranya pemerintah dapat membantu dunia usaha, Legendre menjawab : “Laisse nouis faire” (jangan menggangu kita, (leave us alone), kata ini dikenal kemudian sebagai laissez faire. Dewasa ini prinsip laissez faire diartikan sebagai tiadanya intervensi ekonomi dan kebebasan ekonomi.
Dengan kata lain dalam system kapitali berlaku, “ Free Fight Liberalism” (system persaingan bebas). Siapa yang memilijki dan mampu menggunakan kekuatan modal (capital) secara efektif dan efesien akan dapat memenangkan pertarungan bisnis. Faham yang menggunakan kekuatan modal sebagai syarat memenangkan pertarungan ekonomi disebut Kapitalisme.

b. Komunisme Menurut Marx :
Bahwasanya menurut Marx ciri_ciri inti dari masyarakat komunis tersebut adalah :
- Penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi
- Penghapusan adanya kelas-kelas social
- Penghapusan pembagian kerja
Menurut Marx komunisme menitik beratkan ada empat :
Pertama, Sekelumit kecil orang kaya hidup dalam kemewahan yang berlimpah, sedangkan kaum pekerja yang teramat banyak jumlahnya hidup bergelimang papa sengsara. Kedua, cara untuk merombak ketidakadilan ini dengan jalan melaksanakan sisitem sosialis yaitu system dimana alat produksi dikuasai Negara dan bukannya oleh pribadi swasta. Ketiga, pada umumnya salah satunya jalan paling praktis untuk melaksanakan sistem sosialis ini adalah lewat revolusi kekerasan.Keempat, untuk menjaga kelanggengan sisitem sosialis harus diatur oleh kediktatoran partai Komunis dalam jangka waktu yang memadai.

Tiga dari ide pertama sudah dicetuskan dengan jelas sebelum Marx, sedangkan ide keempat berasal dari gagasan Marx mengenai “diktatur proletariat”. Sementara itu, masa kediktatoran Soviet sekarang lebih merupakan hasil dari langkah-langkah Lenin dan Stalin dari pada gagasan Marx.

Hal ini tampaknya menimbulkan anggapan bahwa pengaruh Marx dalam komunisme lebih kecil dari kenyataan sebenarnya, dan penghargaan orang terhadap tulisan-tulisannya lebih menyerupai sekedar etalasi untuk membenarkan sifat “keilmihan” daripada ide dan politik yang sudah terlaksana dan diterima.

Sementara boleh jadi ada benarnya juga anggapan itu, namun tampaknya kelewat berlebihan. Lenin misalnya, tidak sekedar menggap dirinya mengikuti ajaran-ajaran Marx, tapi dia betul-betul membacanya, menghayatinya, dan menerimanya. Dia yakin betul yang dilimpahkannya persis diatas rel yang dibentangkan Marx. Begitu juga terjadi pada diri Mao Tse Tung dan pemuka-pemuka Komunis lain. Memang benar, ide-ide Marx mungkin sudah disalah artikan dan ditafsirkan lain.

Mungkin bisa diperdebatkan bahwa Lenin, politikus praktis yang sesungguhnya mendirikan Negara Komunis, memegang saham besar dalam hal membangun Komunisme sebagai suatu ideologi yang begitu besar pengaruhnya di dunia.
Pendapat ini masuk akal Lenin benar-benar seorang tokoh penting. Tapi tulisan-tulisan Marx begitu hebat pengaruhnya terhadap jalan pikiran bukan saja Lenin tapi juga pemuka-pemuka Komunis lain.

Akhirnya sering dituding orang bahwa teori Marxis di bidang ekonomi sangatlah buruk dan banyak keliru. Terlepas benar atau tidak, kita perlu meng-amininya tentu saja, tak bisa juga dipungkiri banyak hipotesa “proyeksi kedepan” tertentu Marx terbukti atau tidaknya, misalkan saja, bahwasanya Marx meramalkan bahwa dalam negeri-negeri kapitalis kaum buruh akan semakin melarat dalam perjalanan sang waktu. Marx juga memperhitungkan bahwa kaum menengah akan disapu dan sebagian besar orang-orangnya akan masuk kedalam golongan proletariat dan hanya sedikit yang bisa bangkit dan masuk kedalam kelas kapitalis.

Tapi terlepas apakah teori ekonominya benar atau salah, semua itu tidak ada sangkut pautnya dengan pengaruh Marx. Bahwasanya arti penting seorang filosof terletak bukan pada kebenaran pendapatnya tapi terletak pada masalah apakah buah pikirannya telah menggerakkan orang bertindak atau tidak. Diukur dari sudut ini, tak perlu diragukan lagi Karl Marx punya arti penting yang luar biasa hebatnya.

Secara Umum Pengertian Komunisme
Komunisme muncul sebagai aliran ekonomi, ibarat anak haram yang tidak disukai oleh kaum kapitalis. Aliran ekstrim yang muncul dengan tujuan yang sama dengan sosialisme, sering lebih bersifat gerakan ideologis dan mencoba hendak mendobrak sistem kapitalisme dan system lainnya yang telah mapan.

Kampiun Komunis adalah Karl Marx. Sosok amat membenci Kapitalisme ini merupakan korban saksi sejarah, betapa ia melihat para anak-abak dan wanita-wanita termasuk keluarganya yang dieksploitir para kapitalis sehingga sebagian besar dari mereka terserang penyakit TBC dan tewas, karena beratnya penderitaan yang mereka alami. Sementara hasil jerih payah mereka dinikmati oleh para pemilik sumber daya (modal) yang disebutnya kaum Borjuis.

Kata Komunisme secara historis sering digunakan untuk menggambarkan sistem-sistem sosial di mana barang-barang dimiliki secara bersama-sama dan distribusikan untuk kepentingan bersama sesuai dengan kebutuhan masing-masing anggota masyarakat. Produksi dan konsumsi berdasarkan motto mereka : from each according to his abilities to each according to his needs. (dari setiap orang sesuai dengan kemampuan, untuk setiap orang sesuai dengan kebutuhan).

Walaupun tujuan sosialisme dan komunisme sama, dalam mencapai tujuan tersebut sangat berbeda. Komunisme adalah bentuk paling ektrim dari sosialisme.Bentuk sistem perekonomian didasarkan atas system, dimana segala sesuatu serba dikomando.

Begitu juga karena dalam sistem komunisme Negara merupakan pengusa mutlak, perekonomian komunis sering juga disebut sebagai “sistem ekonomi totaliter”, menunjuk pada suatu kondisi social dimana pemerintah main paksa dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya, meskipun dipercayakan pada asosiasi-asosiasi dalam system social kemasyarakatan yang ada. Sistem ekonomi totaliter dalam praktiknya berubah menjadi otoriter, dimana sumber-sumber ekonomi dikuasai oleh segelintir elite yang disebut sebagai polit biro yang terdiri dari elite-elite partai komunis.

Selasa, 02 Maret 2010

Anarkhisme

PENGANTAR
Baru saja saya menyaksikan tayangan televisi berkaitan dengan rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang mengagendakan pembahasan soal kasus Century. Sudah saya duga sebelumnya bahwa tensi politik yang selama ini merangkak naik akan mencapai titik kulminasinya, yakni perang mulut antar anggota DPR. Tidak hanya itu saja ternyata lebih seru lagi yaitu ketika pimpinan sidang mengetukan palu tiba-tiba para wakil rakyat berhamburan maju menghampiri ketua DPR dari partai pemerintah, Partai Demokrat. Tak ayal lagi suasana gaduh dan ricuh terjadi dalam sekejap. Anarkhis, itulah komentar para pengamat politik dan ditirukan berulang-ulang oleh reporter televisi. Anarkhisme politik, demikian para pengamat menyebutnya, telah terjadi di DPR.

Kemudian saya juga menyaksikan bahwa di luar gedung parlemen juga terjadi tindak kekerasan yang dilakukan oleh para pengunjuk rasa dan aparat kepolisian. Saling lempar batu tanpa sembunyi tangan dan perusakan sejumlah benda di sekitar gedung parlemen menjadi tontonan tak kalah serunya dengan anarkhisme politik di dalam gedung parlemen. Saya sejenak dibuat bingung dengan istilah “anarkhis atau anarkhisme”. Mendengar kata anarkhisme saya teringat pelajaran bahasa Indonesia yang pernah saya dapatkan di bangku sekolah.

Menurut etimologi anarkisme berasal dari kata dasar "anarki" dengan imbuhan ''isme''. Kata anarki merupakan kata serapan dari ''anarchy'' (bahasa Inggris) atau ''anarchie'' (Belanda, Jerman, Prancis), yang berakar dari kata bahasa Yunani, ''anarchos/anarchein''. Ini merupakan kata bentukan ''a-'' (tidak, tanpa, nihil, negasi) yang disisipi /n/ dengan ''archos/archein'' (pemerintah/kekuasaan atau pihak yang menerapkan kontrol dan otoritas - secara represif, termasuk perbudakan dan tirani).

Bentuk kata "anarkis" berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki, sedangkan akhiran ''-isme'' sendiri berarti paham/ajaran/ideologi.

“Anarkisme adalah sebuah sistem sosialisme/sosialis tanpa pemerintahan. Ia dimulai di antara manusia, dan akan mempertahankan vitalitas dan kreativitasnya selama merupakan pergerakan dari manusia.” (Peter Kropotkin)

TEORI POLITIK
Anarkisme adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat tanpa hirarki (baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial). Para Anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan aturan-aturan, adalah sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial dan dapat menciptakan kebebasan individu dan kebersamaan sosial. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah kerjasama yang saling membangun antara satu dengan yang lainnya. Atau, "Kebebasan tanpa sosialisme adalah ketidakadilan, dan sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan.” (The Political Philosophy of Bakunin, Hal. 269, Mikhail Bakunin)

ANARKISME DAN KEKERASAN
Dalam sejarahnya, para anarkis dalam berbagai gerakannya kerap kali menggunakan kekerasan sebagai metode yang cukup ampuh dalam memperjuangkan ide-idenya, seperti para anarkis yang terlibat dalam kelompok Nihilis di Rusia era Tzar, Leon Czolgosz, grup N17 di Yunani. Slogan para anarkis Spanyol pengikutnya Durruti yang berbunyi: ''Terkadang cinta hanya dapat berbicara melalui selongsong senapan''.

Penggunaan kekerasan dalam anarkisme sangat berkaitan erat dengan metode ''propaganda by the deed'', yaitu metode gerakan dengan menggunakan aksi langsung (perbuatan yang nyata) sebagai jalan yang ditempuh, yang berarti juga melegalkan pengrusakan, kekerasan, maupun penyerangan. Selama hal tersebut ditujukan untuk menyerang kapitalisme ataupun negara.

Namun demikian, tidak sedikit juga dari para anarkis yang tidak sepakat untuk menjadikan kekerasan sebagai suatu jalan yang harus ditempuh. Dalam bukunya ''What is Communist Anarchist'', pemikir anarkis Alexander Berkman menulis: "Anarkisme bukan Bom, ketidakteraturan atau kekacauan. Bukan perampokan dan pembunuhan. Bukan pula sebuah perang di antara yang sedikit melawan semua. Bukan berarti kembali kekehidupan barbarisme atau kondisi yang liar dari manusia. Anarkisme adalah kebalikan dari itu semua. Anarkisme berarti bahwa anda harus bebas. Bahwa tidak ada seorangpun boleh memperbudak anda, menjadi majikan anda, merampok anda, ataupun memaksa anda. Itu berarti bahwa anda harus bebas untuk melakukan apa yang anda mau, memiliki kesempatan untuk memilih jenis kehidupan yang anda mau serta hidup didalamnya tanpa ada yang mengganggu, memiliki persamaan hak, serta hidup dalam perdamaian dan harmoni seperti saudara. Berarti tidak boleh ada perang, kekerasan, monopoli, kemiskinan, penindasan, serta menikmati kesempatan hidup bersama-sama dalam kesetaraan. (Alexander Berkman, ''What is Communist Anarchist'' 1870 – 1936)

Dari berbagai selisih paham antar anarkis dalam mendefinisikan suatu ide kekerasan sebagai sebuah metode, kekerasan tetaplah bukan merupakan suatu ide eksklusif milik anarkisme, sehingga anarkisme tidak bisa dikonotasikan sebagai kekerasan, seperti makna tentang anarkisme yang banyak dikutip oleh berbagai media di Indonesia yang berarti sebagai sebuah aksi kekerasan. Karena bagaimanapun kekerasan merupakan suatu pola tingkah laku alamiah manusia yang bisa dilakukan oleh siapa saja dari kalangan apapun.

Dari pengertian tentang anarkhisme di atas maka saya dapat mengambil sedikit kesimpulan berkaitan dengan kasus Century. Anarkhisme dan kekerasan yang dipertontonkan anggota DPR dan para demonstran serta siapapun yang terlibat di dalamnya mencerminkan betapa rendahnya kedewasaan politik bangsa kita. Dalam penyelesaian kasus Century pasti ada opsi yang harus diambil yaitu hukum dan politik. Jika memang terjadi pelanggaran hukum maka pelaku yang terlibat harus diproses secara hukum. Begitu pula jika ada kesalahan kebijakan maka jalan yang diambil adalah jalur politik yang semuanya sudah pasti ada aturan mainkan. Maka kalau aturan main negara sudah dilanggar sendiri berarti para pemimpin kita baik yang di legislatif maupun yang ada dieksekutif adalah penganut anarkhisme yang sesungguhnya.


By :
Stephanus Ivan Christiantoro
[ rakyatsipil.blogspot.com ]

kelompok tani

kelompok tani
rapat umum

Partisipan

Mengenai Saya

Foto saya
Lahir di Jogjakarta, Pendidikan dasar dan menengah pertama di sekolah negeri, pendidikan menengah di sekolah swasta jurusan bahasa. Jebolan filsafat UGM. Memperoleh gelar sarjana teknik arsitektur di perguruan tinggi swasta.